Kalangan bisnis
menghadapi sejumlah tantangan perekonomian yang penting abad ini. Seiring dengan
perekonomian Negara-negara di seluruh dunia yang menjadi kian berkaitan, maka
pemerintah dan perusahaan harus bersaing di seluruh dunia. Meskipun tidak ada
satu pun orang yang dapat meramalkan masa depan, baik pemerintah maupun
perusahaan kemungkinan perlu untuk memenuhi berbagai tantangan guna
mempertahankan daya saingnya secara global. Terdapat lima tantangan yang akan
dihadapi :
1. Dampak
ancaman terorisme internasional yang terus berlangsung pada perekonomian,
2. Pergeseran
ke arah ekonomi informasi global,
3. Menuanya
populasi dunia,
4. Kebutuhan
untuk memperbaiki mutu dan layanan pelanggan, dan
5. Usaha-usaha
untuk meningkatkan kemampuan bersaing dari tenaga-tenaga kerja di setiap Negara.
Sedangkan
menurut Bank Dunia, menyatakan
bahwa terdapat lima tantangan yang akan di hadapi perekonomian Global setelah
terjadi beberapa kali krisis Finansial pada awal abad ke-21.
Diantara lima tantangan Global itu diantaranya :
1. Pekerjaan,
Saat ini terdapat lebih dari 620 juta
anak muda yang tidak bekerja atau sedang kuliah, sebagian besar berada di
kawasan Asia dan Afrika sub-sahara.
Menyangkut masalah pekerjaan. Bisa
dikatakan, sekarang pun tantangan itu sudah kita rasakan. Jumlah pengangguran
sudah tak terhitung lagi, dampaknya kriminalitas terjadi di mana-mana. Untuk
menghadapai masalah ini, pertama-tama kita harus merubah pola pikir kita. Kita
jangan lagi berpikir bagaimana setelah lulus bisa mendapatkan pekerjaan, akan
tetapi bagaimana kita bisa membuka lapangan pekerjaan. Setiap tahunnya UNMA
mampu mewisuda kurang lebih 500 mahasiswa, andaikan dari ke 500 orang itu ada
100 orang saja yang setelah lulus membuka usaha dan dari usahanya itu ia mampu
menyerap minimal 5 orang tenaga kerja, sudah di pastikan setiap tahunnya akan
terdapat 500 lapangan pekerjaan baru yang berhasil di buka oleh lulusan
mahasiswa UNMA. Jika hal ini terjadi, lapangan pekerjaan semakin meningkat,
pengangguran semakin sedikit, dampaknya perekonomian Indonesia akan melejit.
Tantangan ekonomi global bukan lagi menjadi suatu kekhawatiran.
2. Ketidak merataan pendapatan,
Hal ini dinilai dapat meningkatkan
instabilitas dan ketegangan sosial. Lebih dari satu miliar penduduk dunia
berpenghasilan kurang dari 1,25 dolar AS per hari, dan kesenjangan pendapatan
terus meningkat.
Tidak meratanya pendapatan memang
tengah menjadi PR besar bagi pemerintah Indonesia. Bagimana bisa, yang miskin
semakin miskin dan yang kaya malah tambah kaya. Itu artinya ada kesalahan
sistem ekonomi. Sistem seperti ini adalah sistem kapitalis, karena orang-orang
yang bergerak di bidang usaha dan bisnis hanya ingin meraup keuntungan yang
sebanyak-banyak tanpa mempedulikan lingkungan dan masyarakat di sekitarnya.
Untuk menghadapi tantangan ini, tiga elemen penting dalam ekonomi seperti
pemerintah, pengusaha dan karyawan hendaknya saling memahami hak dan
kewajibannya masing-masing, saling bersinergi dan saling menguntungkan karena
diantara satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Permaslahannya yaitu
standar pendidikan yang masih rendahlah yang menyebabkan kesenjangan antara si
kaya dan si miskin. Untuk itu kedepan pemerintah harus mewajibkan belajar
minimal 15 tahun. Itu artinya setiap individu warga negara Indonesia
berpendidikan minimal D3. Dengan pendidikan yang tinggi tentunya tingkat
kesejahteraanpun akan semakin tinggi, dan ketidak merataan pendapatan pun bisa
di atasi.
3. Infrastruktur,
Permasalah Infrastruktur bisa di
katakan paling kronis di Indonesia. Mulai dari jalan, public transport, public
place, rata-rata semuanya di bawah standar dan bisa di katakan dalam kondisi
tidak layak. Jalan yang semakin menyempit karena jumlah pertumbuhan kendaraan
bermotor tidak sebanding dengan jalan yang ada. Public transportasi tidak bisa
menjamin keamanan dan keselamatan apalagi pelayanan. Tempat-tempat umum tidak
terawat sebagai mana mestinya bahkan malah di menjadi tempat yang tidak aman.
Terlalu kompleks kalau kita berbicara masalah infrastruktur, yang jelas
kesadaran dan kedisiplinan masyarakat harus di tingkatkan. Menjaga dan merawat
fasilitas yang sudah ada adalah jalan terbaik ketimbang protes sana-sini tapi
hanya menjadi angin lalu. Kita buktikan bahwa mahasiswa pun bisa merawat dan
menjaga infrastruktur yang ada bahkan mahasiswa bisa menciptakan. Seperti
energi listrik bagi pedesaan, kita bisa memanfaatkan arus ari sungai, atau
sumber energi lain yang sudah banyak di temukan oleh mahasiswa dan langsung
bisa di aplikasikan di masyarakat sehingga manfaatnya langsung terasa, itu saya
rasa solusi yang paling mudah daripada kita harus menunggu bantuan dari bank
dunia atau pemerintah.
4. Perubahan iklim,
Meliputi
antara lain gelombang panas ekstrim dan anjloknya stok pangan global. Semua
kawasan di dunia akan terdampak. Beberapa kawasan akan lebih parah dibanding
dengan yang lainnya. Namun yang paling akan terdampak adalah warga
miskin.
Perubahan iklim atau cuaca,
Indonesia hanya memiliki dua musim hujan dan panas, berbeda dengan
negara-negara lain yang bisa memiliki empat musim. Namun dua musim saja
Indoneisa sudah kewalahan. Apabila musim hujan maka terancam banjir dan petani
terancam gagal panen karena terendam banjir, sebaliknya apabila musim panas
maka yang terjadi adalah kekeringan sehingga tidak bisa bercocok tanam.
Seharusnya masalah ini bisa teratasi dengan melihat siklus cuaca yang akan
terjadi, bukannya kita punya BMKG yang kerjanya memperkirakan cuaca bahkan bisa
ketahuan sebulan hingga setahun kedepan. Dengan adanya teknologi tersebut
seharusnya kita bisa menentukan kapan kita bisa mulai mencocok tanam. Terus
bagaimana kita bisa menampung air hujan sehingga pada saat musim kemarau tiba,
persediaan air sudah mencukupi, dan pertanian pun tetap bisa berjalan.
5. Efek destabilisasi dari kemajuan teknologi,
Seperti
bagaimana meningkatkan keamanan siber dengan tetap memegang teguh keterbukaan,
transparansi dan akuntabilitas suatu teknologi baru tersebut.
Lalu
tibul pertanyaan : bagaimana cara kita menghadapinya..? Karena mau tidak mau
kita pasti akan terkena dampaknya. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan,
minimal kita dapat memproteksi agar dampak tantangan ekonomi global tersebut
tidak mempengaruhi kita.
Kemajuan
teknologi memang berdampak positif namun juga bisa berdampak negative, karena
semuanya pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Untuk menyikapi hal ini,
tentunya kita juga harus meningkatkan pengetahuan tentang perkembangan
teknologi terkini, sehingga kita tahu langakah-langkah apa saja yang harus
dihindarai agar kita tidak menjadi korban ternologi di era globalisasi sekarang
ini. Jadi, tantangan perekonomian global bukanlah hal yang kita takutkan.
Asalkan kita mau berupaya dan berusaha untuk bisa memanfaatkan segala bentuk
ancaman menjadi peluang.
Menciptakan Suatu Strategi Global Jangka Panjang
Tingkat persaingan menjadi semakin tajam dalam memasuki
era globalisasi ini. Perdagangan bebas memungkinkan mengalirnya barang dan jasa
antar negara tanpa adanya hambatan yang berarti. Kondisi ini tentu menuntut
kesiapan dan ketangguhan dari setiap pelaku usaha bila tidak ingin tersingkir
dari pasar dunia.
Keunggulan komparatif seperti mengandalkan tenaga kerja
murah tidak lagi terlalu berarti, sejak dimungkinkannya dilakukan multi
sourcing pada era pasar bebas. Untuk itu diperlukan keunggulan kompetitif yang
lebih kuat, baik dalam hal sumber daya manusia yang berkualitas, penguasaan
teknologi maupun kemampuan akses pasar yang luas melampaui batas-batas negara,
dalam menghadapi persaingan yang kian meningkat.
Tren-tren dunia secara luar biasa juga menuju ke arah
pembentukan aliansi ekonomi guna menunjang keunggulan kompetitif. Suatu trend
besar yang akan terjadi di dalam komunitas bisnis global adalah trend aliansi
strategis. Dimana sebagian besar aliansi strategis itu akan berskala internasional.
Deregulasi, liberalisasi dan swastanisasi segera melanda dan melaju di seluruh
kawasan dunia.
Bagi pelaku usaha di Indonesia, kondisi ini bukan
perkecualian, bila tidak ingin tertinggal atau bahkan terlindas di percaturan
dunia. Keunggulan kompetitif menjadi sebuah kewajiban untuk setiap pelaku usaha
bila ingin sukses dalam memasuki era perdagangan bebas, dimana setiap pelaku
bisnis dapat memasuki pasar negara manapun dengan tidak adanya lagi batas-batas
wilayah secara nyata. Sudah tentu kondisi ini menuntut sikap profesionalitas
yang tinggi dari setiap pelaku usaha, menuju era multi national company atau bahkan transnational company.
Pasar bebas semakin memungkinkan kepemilikan sebuah
perusahaan oleh banyak investor di penjuru dunia sehingga mayoritas kepemilikan
di satu pihak tidak lagi menjadi hal utama yang menentukan keberhasilan untuk
dapat memasuki pasar global. Situasi ekonomi Indonesia yang semakin membaik
dengan semakin pulihnya tingkat kestabilan dalam negeri akan sangat mendukung
masuknya pelaku-pelaku usaha dari mancanegara untuk melakukan aliansi strategis
dengan pelaku-pelaku usaha di Indonesia.
Kecenderungan lain yang terjadi adalah pemfokusan seluruh
sumber daya hanya pada unit usaha yang berprospek dan menguntungkan serta
sesuai dengan nilai-nilai maupun kepentingan strategis jangka panjang.
Pemilihan pemfokusan ini dapat dilakukan berdasarkan
evaluasi atas beberapa kriteria tertentu yaitu:
·
Prospek atau nilai
usaha.
·
Kesesuaian dengan
visi dan misi perusahaan.
Pemfokusan ini akan lebih memungkinkan setiap pelaku
usaha untuk dapat mencurahkan perhatian dan seluruh sumber dayanya dalam
mencapai keuntungan tertinggi dengan meningkatkan core competency di
bidang-bidang yang terpilih saja, yang pada akhirnya akan meningkatkan keunggulan
kompetitif perusahaan tersebut.
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa trend yang akan terjadi sebagai akibat dari terbukanya perdagangan bebas
adalah:
·
Spesialisasi
kegiatan ekonomi
·
Mengalirnya arus
modal atau investasi untuk memperoleh production based yang paling kompetitif
dalam upaya meningkatkan pangsa pasar.
Dengan adanya tantangan ekonomi global ini,
Indonesia seharusnya bisa diuntungkan karena kita tahu sendiri bahwa Indonesia
adalah negara yang kaya raya akan sumber daya, asal kita saja yang harus mampu
mengelolanya, jangan sampai orang-orang asing yang menguasi pangsa pasar
potensial Indonesia, jadi yang berhak kaya dari alam Indonesia adalah orang
Indonesia bukan meraka orang-orang asing, yang kedatangannya pun kadang tidak
di undang.
Sekali lagi solusi untuk menghadapai tantangan
ekonomi global adalah kesiapan mental dan ilmu pengetahuan kita, dan juga
keberanian untuk bertindak, karena tanpa tindakan sebuah rencana hanyalah kesia-siaan.
Keren banget asli kak, untuk surveyor pemula kayak aku
BalasHapus