Langsung ke konten utama

BERAMAL

beramal itu hal penting dilakukan oleh orang yang dapat dikatakan mampu. dengan beramal, kita dapat membantu orang yang kekurangan. apalagi di Indonesia ini, yang sebagian penduduknya diisi oleh kalangan menengah ke bawah. saling membantu adalah hal yang baik, bukan?

di bulan puasa ini, tentu kita melakukan ibadah tarawih. dan sudah tradisi, sembari mendengarkan ceramah, kotak2 amal di geser ke jamaah sebelah orang yang memegang kotak amal. saat itu pula kita memasukkan uang yang kita punya untuk berbagai keperluan. misalnya pembangunan masjid, membeli makanan untuk berbuka di masjid, serta masih banyak yang lainnya. saya sarankan, sebaiknya anda beramal! mau itu sekecil apapun, apa yang kita punya dan kita ikhlas mengamalkannya, amalkanlah! karena harta sesungguhnya yang kita miliki salah satunya adalah uang amal.

gue yang bertindak sebagai panitia ramadhan yang kadang menghitung saldo dalam kotak2 amal kadang berpikir "kok banyakan duit 1000an sih?"
yah jujur sih gue juga suka ngamalin duit 1000an (kadang2 yaa) . apalagi kalo amal disekolah, ya palingan gue nyari nominal terkecil di kantong gue. saya rasa kebanyakan orang seperti itu. hmm

hari ini, gue abis dari masjid nyiap2in makanan buat orang yang datang ke masjid. disana juga ada seorang penceramah. karena ngomongnya enak, gue ikut nontonin juga deh.. hehe.
yang diajarin banyak, mulai dari sakaratul maut, shalat, beramal, dan masih banyak lagi soalnya tadi gue datengnya telat ='

gue mau nge-review salah satu yang diceramahin ustadz tadi ya.. sesuai sama judul yang gue baca tentunya


pangeran yang sering masuk masjid adalah Kapitan Patimura, yang bisa kita lihat diatas. eksis banget lah kalo kita mulai buka kotak amal, dibandingin uang yang dibawah ini...


nah uang ini baru layak masuk masjid! liat dong modelnya, presiden RI! pake peci dan jas pula.dari pada yang diatas tadi, udah ga pake peci, gak pake jas, bawa golok lagi! bisa dipikir lah kalo ke masjid bawa-bawa golok. 
tapi sayangnya uang kaya gini tuh uang paling dikit gw temui di kotak amal. palingan seribu lagi, dua ribuan lagi. goceng lagi.. tapi ya gak apa2 sih.. yang penting itu ikhlas.
uang kaya gini juga biasanya dipake manusia manusia jalan jalan ke mall.. padahal kan lebih bagus kalau di amalkan. betul bukan?

sejujurnya lagi sih yang diatas itu bener gue alami. sekarang gue sadar, berapapun harta yang gue punya fungsinya akan lebih berlebih jika diamalkan, bukan buat jalan2 aja kaya yang sering gue lakuin. sekarang gak ada yang salah, semua kembali ke kita masing-masing..
semoga kita senantiasa senang jika ingin beramal, terutama dalam nominal yang terbesar di kantong kita ya :-)



salam Dhini, Dharmana


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Menjadi Surveyor untuk Pilgub

Seiring dengan diadakannya Pilgub DKI Jakarta beberapa waktu lalu, banyak lembaga survey yang melakukan penelitian untuk melihat bagaimana jejak pendapat dan persepsi masyarakat terhadap Pilkada DKI Jakarta. Penelitian ini nantinya berujung pada hasil elektabilitas calon pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur. Nah disini gue mau cerita pengalaman menjadi surveyor di lembaga survey. Awalnya diajak sama temen. Dia ini sering ikut gabung ke kerjaan yang gak terlalu terikat banget, freelance lah istilahnya. Berhubung lagi liburan kuliah, jadi coba-coba aja ikutan biar tau. Oke langsung cerita ke pengalaman menjadi surveyor di Indikator dan CSIS. 1. Surveyor di Indikator.   Ikut workshopnya dulu di deket kampus. Semua surveyor diajarin gimana teknis di lapangan, cara menggunakan aplikasi, pembagian surat tugas, wilayah kerja, kuesioner, souvenir , dan uang transportasi. Waktu kerja lapangan dibatasin, pokoknya tanggal sekian adalah waktu pengembalian berkas ke panitia. Kerjany

Jakarta dan Kemacetan

Tinggal di ibukota mengharuskan kita untuk gerak cepat, melakukan hal-hal seefisien dan seefektif mungkin. Tapi, akhir-akhir ini gue merasa semakin lama Jakarta semakin penuh, terutama dipenuhi oleh kendaraan. Memang betul kemacetan bukan hal baru lagi.. Gue udah pernah ngerasain rasanya jam 10 malem masih kena macet di Kuningan. Tapi sekarang, ujungnya banget Jakarta Selatan juga udah macet. Sebelum liburan kenaikan kelas, anter adik berangkat ke sekolah trus kembali ke rumah cuma 20 menit. Setelah masuk tahun ajaran baru, menjadi 40 menit karena stuck kena macet 20 menit di jalanan yang panjangnya tidak lebih dari 100m. itu jarak dekat, lain lagi ceritanya sama kakak senior gue yang pulang dari tempat kerjanya di Jakarta Pusat, ke Bekasi sampe 2 jam. Berangkat 2 jam. Total 4 jam hanya untuk mobilitas! Bila ditotal, seandainya manusia hidup 60 tahun, berarti 10 tahunnya dipake buat berangkat-pulang kerjaaaa. Oh nooooooo!!!! Disini gue bukan mau bikin tulisan untuk menj

Tantangan Perekonomian Global di Abad ke-21

Kalangan bisnis menghadapi sejumlah tantangan perekonomian yang penting abad ini. Seiring dengan perekonomian Negara-negara di seluruh dunia yang menjadi kian berkaitan, maka pemerintah dan perusahaan harus bersaing di seluruh dunia. Meskipun tidak ada satu pun orang yang dapat meramalkan masa depan, baik pemerintah maupun perusahaan kemungkinan perlu untuk memenuhi berbagai tantangan guna mempertahankan daya saingnya secara global. Terdapat lima tantangan yang akan dihadapi : 1.       Dampak ancaman terorisme internasional yang terus berlangsung pada perekonomian, 2.       Pergeseran ke arah ekonomi informasi global, 3.       Menuanya populasi dunia, 4.       Kebutuhan untuk memperbaiki mutu dan layanan pelanggan, dan 5.       Usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan bersaing dari tenaga-tenaga kerja di setiap Negara. Sedangkan menurut Bank Dunia, menyatakan bahwa terdapat lima tantangan yang akan di hadapi perekonomian Global setelah terjadi beberapa kali krisis Finans