Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Kecanduan Medsos

Sekarang kebutuhan pokok manusia bukan hanya sandang, pangan, dan papan. Ada satu lagi yaitu casan. :D Bila kita melihat kehidupan sekitar, misalnya di kampus, pasti ada saja yang membawa charger lalu memanfaatkan stopkontak yang ada di kelas. Iya kan?  Dulu saat gue masih SMP, SMA, awal-awal kuliah, jarang banget bahkan gak ada tuh yang bawa-bawa charger ke sekolah. Emang siiiih hp penting banget digunakan di zaman sekarang, banyak hal jadi terasa lebih mudah dilakukan. Mau ngomong sama seseorang gak perlu ketemu langsung. Mau makan, bisa go food dan langsung dianter ke rumah. Mau belajar tinggal cari bahan di google. Mau ngelamar pekerjaan tinggal apply surat ke perusahaan via email. Mau apa lagi?? Oiya mau belanja gak usah jauh-jauh ke pasar. Yaampuun memang canggih banget nih penemu hp!  Tapiiii…. Segala sesuatu tidak ada yang sempurna. Ibaratnya seperti sebuah koin yang memiliki 2 sisi, pasti ada sisi gelap dan ada sisi terangnya.  Banyak orang mulai kecanduan ga

TRUST

Hal yang selalu kita jalani di dunia ini pasti berawal dari trust. Memilih teman, sahabat, bahkan pasangan hidup, rasanya mustahil bila tidak ada trust di dalamnya. Dalam agama pun, kita tentu punya kepercayaan masing-masing. Bedanya adalah dalam agama digunakan istilah believe yang berarti percaya sejak awal, tidak seperti trust yang munculnya seiring dengan berjalannya waktu. Saat naik angkutan umum, misalnya. Kenapa gue berani naik angkot D01 untuk ke kampus? Apa karna supirnya gue kenal? Tentu tidak. Apa karna gue yakin pasti bisa sampai kampus dengan cepat? Tidak juga. Apa karna gue yakin saya pasti sampai kampus dengam selamat? Belum tentu. Lalu apa gerangan yang membuat gue percaya….? Jawabannya adalah karena terbiasa. Terbiasa bahwa naik angkot bisa sampai dengan selamat, minim resiko, dan yang paling penting… ongkosnya murah =D (maklumin ajaaa, namanya juga mahasiswa yang belum bisa menghasilkan uang sendiri jd harus irit) Saat naik kendaraan, bias

Move On

aku gak tau harus mulai dari mana, karena sebenarnya aku bingung... move on itu berawal dari mana. ingin aku taruh di bagian awal, namun nanti itu malah dikira sebagai pendaftaran. tapi aku juga takut bila ditaruh di akhir itu akan menjadi pembubaran. ah...... kamu ini. kalau mau tertawa ya tertawa sajalah, jangan ditahan begitu, seperti orang yang duduk sebelahan dengan gebetan saja... beberapa teman bertanya padaku "lo putus kok happy happy aja sih?" a few months ago. ternyata memang beberapa teman tercipta menjadi penjudge sejati ya, tidak tahu realitanya seperti apa, tapi langsung menilai sebelah mata.. andai teman-temanku tahu.... betapa tersakitinya aku saat berpisah dengan orang yang sangat aku sayangi. andai teman-temanku tahu... betapa hancurnya hati ini sedikit kebahagiaanku harus pergi... andai mereka tahu aku telah menghabiskan banyak tisu di kamarku... andai mereka tahu aku telah menghabiskan berapa liter bensin hanya untuk menghilangkan rasa sedihku... (