Sekarang kebutuhan pokok manusia
bukan hanya sandang, pangan, dan papan. Ada satu lagi yaitu casan. :D
Bila kita melihat kehidupan sekitar,
misalnya di kampus, pasti ada saja yang membawa charger lalu memanfaatkan
stopkontak yang ada di kelas. Iya kan?
Dulu saat gue masih SMP, SMA,
awal-awal kuliah, jarang banget bahkan gak ada tuh yang bawa-bawa charger ke
sekolah. Emang siiiih hp penting banget digunakan di zaman sekarang, banyak hal
jadi terasa lebih mudah dilakukan. Mau ngomong sama seseorang gak perlu ketemu
langsung. Mau makan, bisa go food dan langsung dianter ke rumah. Mau belajar
tinggal cari bahan di google. Mau ngelamar pekerjaan tinggal apply surat ke
perusahaan via email. Mau apa lagi?? Oiya mau belanja gak usah jauh-jauh ke
pasar. Yaampuun memang canggih banget nih penemu hp!
Tapiiii…. Segala sesuatu tidak ada
yang sempurna. Ibaratnya seperti sebuah koin yang memiliki 2 sisi, pasti ada
sisi gelap dan ada sisi terangnya.
Banyak orang mulai kecanduan gadget.
Mereka kecanduan medsos!! Dan medsos sukses membuat jarak seolah tiada artinya.
Kita masih tetap bisa mengetahui kabar saudara, teman, bahkan sahabat yang
lokasinya jauhhhh. Misalnya sedang di Afrika. Truss misalnya rindu dengan teman
lama yang tiba-tiba muncul di pikiran, kalo tau namanya tinggal search di
google, ketemu deh informasi mengenai orang tsb.
Orang Indonesia tercatat paling boros soal pemakaian baterai
hp. Secara rata-rata global penggunaan baterai ponsel mencapai 21.7 jam, tetapi
di genggaman pengguna Indonesia baterai hanya bertahan di angka 12.8 jam!
Bahkan ada yang nonstop menggunakan hp dan beterainya sering habis. Alhasil,
ngecharge 2 kali dalam sehari ga akan cukup.
Brasil mencatatkan rata-rata daya hidup baterai selama 17,9
jam, sedangkan AS mencatatkan 18,2 jam. Negara dengan daya hidup baterai
terlama adalah Jerman, selama 32,1 jam; Selandia Baru selama 27,7 jam; serta
Australia selama 26,7 jam.
Facebook, ig, twitter, whatsapp,
line, bbm, photo grid, picsart, aillis, gmail, gojek, uber, grab, detik,
lazada, bukalapak, traveloka, google maps, dst dst di install.
Apa-apa di posting. Semua orang jadi
tahu. Sedikit yang jadi tempe. Hehehe mencoba melucu..
Hari ini pake baju apa, sedang
dimana, dengan siapa, semalam berbuat apa. Notes: jangan nyanyi. Sarapan, makan
siang, sampe makan malem diupload. Sekalian sama daftar menu restorannya. Beberapa saat setelah makan, wajib melototi smartphone
untuk mengecek komentar teman-teman dan para followers, membalas komentar,
menghitung jempol ‘like’, bila perlu membahas rasa serta resep dengan gaya ahli
kuliner ala Bondan ‘Maknyus’ Winarno. Gabung banyak grup di
aplikasi chat. Mulai dari grup SD, SMP, SMA, kuliah matkul pajak, AKL1, AKL2,
AKL3, organisasi, geng pandrev, grup kkn, geng gossip, geng keluarga, arisan
komplek, dan lain lain. ada obrolan kocak di chat, langsung screenshoot dan
diupload. Ada ayat yang gimana gitu, langsung sok sok debat kayak ahli tafsir.
Hidup seolah-olah jadi ada di media
social. Bahkan ironisnya, teman medsos bisa lebih tahu kabar kita dibanding
keluarga di rumah. saking hidupnya di dunia maya, sampe-sampe gatau kalo kucing
yg lagi lewat di depan, kakinya kepentok ujung bawah lemari :D
Semua bikin kecanduan, lupa dengan
dunia nyata, tidak peka akan kejadian yang berlangsung, mengabaikan orang
sekitar.
Medsos… mendekatkan yang jauh,
menjauhkan yang dekat (?)
Mari kita jawab masing-masing dan
renungi sendiri
Komentar
Posting Komentar