Langsung ke konten utama

TRUST

Hal yang selalu kita jalani di dunia ini pasti berawal dari trust. Memilih teman, sahabat, bahkan pasangan hidup, rasanya mustahil bila tidak ada trust di dalamnya. Dalam agama pun, kita tentu punya kepercayaan masing-masing. Bedanya adalah dalam agama digunakan istilah believe yang berarti percaya sejak awal, tidak seperti trust yang munculnya seiring dengan berjalannya waktu.
Saat naik angkutan umum, misalnya. Kenapa gue berani naik angkot D01 untuk ke kampus? Apa karna supirnya gue kenal? Tentu tidak. Apa karna gue yakin pasti bisa sampai kampus dengan cepat? Tidak juga. Apa karna gue yakin saya pasti sampai kampus dengam selamat? Belum tentu. Lalu apa gerangan yang membuat gue percaya….?





Jawabannya adalah karena terbiasa. Terbiasa bahwa naik angkot bisa sampai dengan selamat, minim resiko, dan yang paling penting… ongkosnya murah =D (maklumin ajaaa, namanya juga mahasiswa yang belum bisa menghasilkan uang sendiri jd harus irit)





Saat naik kendaraan, biasanya kita akan sejenak melupakan tujuan. Hal yang lebih penting adalah mendapatkan supir yang tepat. Ada beberapa alasan untuk percaya terhadap supir, diantaranya adalah penampilan dan moral conduct. Kita nggak mungkin mau naik kendaraan yang supirnya urakan, berandal, berantakan bagai tidak mandi setahun kan?  Apalagi yang supirnya super berisik sok asik dan nyalain rokok di dalem mobil. Uuuughhh.. Pernah suatu ketika naik angkot.. supirnya super asal ngebut dan bicara kaaaaasar tiap ada calon penumpang yang gak mau naik. Baru jalan sebentar saja, gue langsung turun dan bayar. Daripada mati di jalan kan gak lucu banget. DISTRUST WITH THAT SUPIR ANGKOT TO THE MAXXX. Harus lebih hati-hati kalo mau naik angkot, jaga diri sendiri, jangan sampe kecolongan lagi. Pesannya adalah… jagalah kepercayaan yang telah ditaruh orang lain kepada Anda karena kepercayaan itu mahal harganya.





dari yang hobi naik angkot samping abangnya,
Dhini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Menjadi Surveyor untuk Pilgub

Seiring dengan diadakannya Pilgub DKI Jakarta beberapa waktu lalu, banyak lembaga survey yang melakukan penelitian untuk melihat bagaimana jejak pendapat dan persepsi masyarakat terhadap Pilkada DKI Jakarta. Penelitian ini nantinya berujung pada hasil elektabilitas calon pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur. Nah disini gue mau cerita pengalaman menjadi surveyor di lembaga survey. Awalnya diajak sama temen. Dia ini sering ikut gabung ke kerjaan yang gak terlalu terikat banget, freelance lah istilahnya. Berhubung lagi liburan kuliah, jadi coba-coba aja ikutan biar tau. Oke langsung cerita ke pengalaman menjadi surveyor di Indikator dan CSIS. 1. Surveyor di Indikator.   Ikut workshopnya dulu di deket kampus. Semua surveyor diajarin gimana teknis di lapangan, cara menggunakan aplikasi, pembagian surat tugas, wilayah kerja, kuesioner, souvenir , dan uang transportasi. Waktu kerja lapangan dibatasin, pokoknya tanggal sekian adalah waktu pengembalian berkas ke panitia. Kerjany

Jakarta dan Kemacetan

Tinggal di ibukota mengharuskan kita untuk gerak cepat, melakukan hal-hal seefisien dan seefektif mungkin. Tapi, akhir-akhir ini gue merasa semakin lama Jakarta semakin penuh, terutama dipenuhi oleh kendaraan. Memang betul kemacetan bukan hal baru lagi.. Gue udah pernah ngerasain rasanya jam 10 malem masih kena macet di Kuningan. Tapi sekarang, ujungnya banget Jakarta Selatan juga udah macet. Sebelum liburan kenaikan kelas, anter adik berangkat ke sekolah trus kembali ke rumah cuma 20 menit. Setelah masuk tahun ajaran baru, menjadi 40 menit karena stuck kena macet 20 menit di jalanan yang panjangnya tidak lebih dari 100m. itu jarak dekat, lain lagi ceritanya sama kakak senior gue yang pulang dari tempat kerjanya di Jakarta Pusat, ke Bekasi sampe 2 jam. Berangkat 2 jam. Total 4 jam hanya untuk mobilitas! Bila ditotal, seandainya manusia hidup 60 tahun, berarti 10 tahunnya dipake buat berangkat-pulang kerjaaaa. Oh nooooooo!!!! Disini gue bukan mau bikin tulisan untuk menj

Tantangan Perekonomian Global di Abad ke-21

Kalangan bisnis menghadapi sejumlah tantangan perekonomian yang penting abad ini. Seiring dengan perekonomian Negara-negara di seluruh dunia yang menjadi kian berkaitan, maka pemerintah dan perusahaan harus bersaing di seluruh dunia. Meskipun tidak ada satu pun orang yang dapat meramalkan masa depan, baik pemerintah maupun perusahaan kemungkinan perlu untuk memenuhi berbagai tantangan guna mempertahankan daya saingnya secara global. Terdapat lima tantangan yang akan dihadapi : 1.       Dampak ancaman terorisme internasional yang terus berlangsung pada perekonomian, 2.       Pergeseran ke arah ekonomi informasi global, 3.       Menuanya populasi dunia, 4.       Kebutuhan untuk memperbaiki mutu dan layanan pelanggan, dan 5.       Usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan bersaing dari tenaga-tenaga kerja di setiap Negara. Sedangkan menurut Bank Dunia, menyatakan bahwa terdapat lima tantangan yang akan di hadapi perekonomian Global setelah terjadi beberapa kali krisis Finans